Senin, 24 Januari 2011

x
DAFTAR ISI

HALAMAN MOTTO……………………………………………………………………v
HALAMAN PENGESAHAN…………………………………………………………...vi
HALAMAN PERSEMBAHAN………………………………………………………...vii
ABSTRAK……………………………………………………………………………...viii
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………...x
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………….xi
BAB I : PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG……………………………………………….01
1.2 RUMUSAN MASALAH…………………………………………….02
1.3 TUJUAN……………………………………………………………..02
1.4 MANFAAT…………………………………………………………..02
1.5 METODE PENELITIAN……………………………………………02
BAB II : KAJIAN TEORI
1.1PENGERTIAN NOVEL…………………………………………….03
1.2 PENGERTIAN PENOKOHAN…………………………………….03
BAB III : PEMBAHASAN
1.1SINOPSIS……………………………………………………………05
1.2 PENOKOHAN……………………………………………………....07
1.3 ANALSIS PENOKOHAN…………………………………………..08
BAB IV : PENUTUP
4.1 KESIMPULAN……………………………………………………....11
4.2 SARAN………………………………………………………………11
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………12
RIWAYAT HIDUP PENULIS………………………………………………………….13




xi
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah
Sastra adalah ungkapan pribadi manusia berupa pengalaman, pemikiran, perasaan,
gagasan, semangat, keyakinan, dalam suatu bentuk gambaran kongkret yang membangkitkan pesona dengan alat-alat bahasa ( Sumarno dan Saini, 1991 : 3). Pernyataan di atas mengandung makna bahwa manusia menggunakan karya sastra sebagai sarana untuk mengungkapkan gagasan, pengalaman, pemikiran dan sebagainya.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa karya sastra sangat bermanfaat bagi manusia dan pembacanya.
Karya sastra yang baik adalah karya sastra yang mampu meniggalkan kesan yang
mendalam bagi pembacanya. Pembaca dapat dengan bebas melarutkan diri bersama karya itu, dan mendapatkan kepuasan oleh karenanya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa suatu karya bisa dijadikan media dakwah.
Menurut Aristoteles karya sastra dapat digolongkan dalam beberapa kriteria. Ada tiga kriteria dipandang dari segi perwujudannya, diantara ketiga kriteria tersebut adalah teks naratik ( epik ) yaitu novel, roman dan cerpen.
Dalam sebuah novel yang merupakan salah satu bentuk karya sastra, terdapat unsur intrinstik dan ektrinstik yang selalu melingkupi jalan ceritanya. Dan unsur intrinstik yang paling menonjol adalah penokohan.
Penokohan menjadi unsur yang sangat penting dalam sebuah novel, yang menjadi dasar pengarang dalam mengembangkan karangannya. Akan tetapi, dalam menampilkan tokohnya pengarang sering menampilkan secara implisit sehingga tidak semua pembaca dapat memahami maksud dalam sebuah novel. Untuk itulah kami menyusun karya tulis ini dengan memberi penjelasan yang lebih mendalam tentang penokohan dalam karya sastra bentuk novel.


01

1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana penokohan yang ada dalam novel ‘JALAN MENIKUNG PARA PRIYAYI 2’ ?
2. Bagaimana penggambaran tokoh yang terdapat dalam novel ‘JALAN MENIKUNG PARA PRIYAYI 2’?

1.3 Tujuan
2.Mendeskripsikan penokohan yang ada dalam novel ‘JALAN MENIKUNG PARA PRIYAYI 2’
3.Mendiskripsikan cara penulis dalam menggambarkan tokoh dalam novel ‘JALAN MENIKUNG PARA PRIYAYI 2’

1.4 Manfaat
1. Sebagai wacana bagi pelajar
2. Sebagai wacana awal bagi penelitian yang selanjutnya
3. Sebagai literature untuk lebih memahami penokohan dalam sebuah novel

1.5 Metode Penelitian
Dlam karya tulis ini, digunakan metode deskriptif yaitu metode penelitian non hipotosis yang hanya menggambarkan suatu data yang diperoleh dari analisis novel. Sedangkan sumber datanya berupa novel ‘JALAN MENIKUNG PARA PRIYAYI 2’

Tidak ada komentar:

Posting Komentar